Khutbah Jum’at – Waktu, Kerugian & Amal Shalih

Imam Fakhruddîn Ar Râzi (w.606H), dalam tafsirnya, Mafâtîhul Ghaib[1] memberikan penjelasan menarik tentang hubungan masa/waktu dengan kerugian, beliau menyatakan:
لِأَنَّ الْخُسْرَ هُوَ تَضْيِيعُ رَأْسِ الْمَالِ، وَرَأْسُ مَالِهِ هُوَ عُمُرُهُ، وَهُوَ قَلَّمَا يَنْفَكُّ عَنْ تَضْيِيعِ عُمُرِهِ
Karena sesungguhnya kerugian itu adalah hilangnya modal, dan modalnya manusia adalah umurnya, dan modal tersebut terus berkurang seiring dengan hilangnya umurnya.
Disisi lain, modal yang berupa waktu kehidupan yang dimiliki manusia, sangat pendek, terbatas dan tidak kekal. Ketika Allah bertanya: “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?”,
قَالُوا لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ فَاسْأَلِ الْعَادِّينَ – قَالَ إِنْ لَبِثْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Mereka menjawab: “Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari[2], maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.Allah berfirman: “Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sungguh mengetahui.” (QS. Al Mu’minûn: 113-114)
Seandainya modalnya kekal, misalnya bermodal 100 juta, dia hamburkan 50 juta, tetap saja modalnya 100 juta, dia keluarkan 100 juta lagi, tetap dia miliki 100 juta, tentunya tidak terlalu bermasalah kalau sembarangan menghambur modal.
Namun jika modalnya sedikit dan tidak kekal maka merupakan kerugian kalau dihambur-hamburkan tanpa menghasilkan sesuatu. Begitu juga akan rugi jika modal tersebut hanya menghasilkan sesuatu yang fana pula, yakni kehidupan dunia ini, karena nanti akan lenyap bersama lenyapnya usia.
قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيلٌ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ لِمَنِ اتَّقَى
Katakanlah: “Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa (QS. An Nisaa’: 77)
Sungguh keberuntungan hanya diperoleh kalau seseorang mendapatkan ganti yang jauh lebih besar dari modalnya yang telah hilang, ganti ini hanya akan diperoleh dengan melakukan ‘amal shaleh.
مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى إِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
Barang siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barang siapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan). (QS Al An’am[6] : 160).
Demikian juga pahala berinfak di jalan Allah Swt. Kepada pelakunya, dijanjikan akan mendapatkan balasan tujuh ratus kali lipat dari harta yang diinfakkan itu (QS al-Baqarah [2]: 261).
Diantara amal shaleh yang menjanjikan keuntungan lebih besar, dan masih mengalir walaupun modal usia telah habis, adalah dengan saling berwasiat untuk menaati kebenaran, dan menepati kesabaran. Dia bukan hanya mendapatkan balasan berlipat, namun juga mendapatkan balasan sebagaimana balasan orang yang mengerjakannya. Rasulullah saw bersabda:
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
Barang siapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia mendapatkan pahala sama dengan yang mengerjakan (HR Muslim).
Mungkin usianya pendek, namun dengan mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran, seolah dia hidup lebih lama dari umur yang sebenarnya. Sebab, kematian –yang lazimnya menghalangi seseorang untuk beramal dan mendapatkan pahala dari amal tersebut–, masih memberikan peluang baginya untuk memperoleh pahala.
Sungguh modal usia yang kita miliki sangat sedikit, mau kita gunakan untuk kebaikan atau kejahatan, maupun tidak dipakai sekalipun, modal itu pasti akan habis.
Bila kita bertekad menginvestasikan waktu hidup kita untuk kebaikan, sesungguhnya resiko penderitaan yang mungkin kita alami sangat sebentar, yakni hanya didunia ini, sedangkan keberuntungan di akhirat sungguh tiada batasnya.
Sebaliknya bila modal usia ini kita gunakan untuk maksiyat, maka kemungkinan kenikmatan yang diperoleh sangat sedikit, yakni hanya kenikmatan di dunia yang fana ini, sementara siksa yang bakal diterima di akhirat sangat berat.
Begitu pula jika modal usia ini lebih banyak kita gunakan untuk bermain-main, atau mengejar kenikmatan dunia, walaupun halal sekalipun, maka sungguh kerugian juga yang akan dijumpai, karena modalnya habis, begitu juga kenikmatan yang diperoleh juga akan habis.
Semoga kita dimudahkan Allah untuk mengisi hari-hari kita dengan ketaatan yang dilandasi keimanan, karena tanpa landasan iman, semua kebaikan akan sia-si
a
Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: