October 2015
blog ini berisikan bebagai artikel,seperti softwer,aplikasi komputer ,keutamaan,renungan,hadits,kutbah jumat,kata mutiara, cerama,
Tokoh Sufi, Rabiah Al-Adawiyah terlahir dari sebuah keluarga yang serba kekurangan, namun dia muncul menjadi sosok sufi wanita terkenal yang selalu dielu-elukan karomahnya oleh golongan pengikut ahli tasawuf ini.
Tokoh wanita yang satu ini lebih dikenal sebagai seorang pendiri “agama cinta” (mahabbah) dan ia pun dikenang sebagai “ibu para Sufi besar” (The Mother of the Grand Master). maka dibawah ini saya sarikan beberapa Syair Cinta Sufi Rabiah Al-Adawiyah Al-Bashriah, semoga dapat mempertebal rasa kecintaannya kepada Sang Maha Pecinta.
KUMPULAM SYAIR RABIAH AL-ADAWIYAH


Ya Allah, apa pun yang akan Engkau
Karuniakan kepadaku di dunia ini,
Berikanlah kepada musuh-musuhMu
Dan apa pun yang akan Engkau
Karuniakan kepadaku di akhirat nanti,
Berikanlah kepada sahabat-sahabatMu
Karena Engkau sendiri, cukuplah bagiku


Aku mengabdi kepada Tuhan
Bukan karena takut neraka
Bukan pula karena mengharap masuk surga
Tetapi aku mengabdi,
Karena cintaku padaNya
Ya Allah, jika aku menyembahMu
Karena takut neraka, bakarlah aku di dalamnya
Dan jika aku menyembahMu
Karena mengharap surga, campakkanlah aku darinya
Tetapi, jika aku menyembahMu
Demi Engkau semata,
Janganlah Engkau enggan memperlihatkan keindahan wajahMu
Yang abadi padaku


Syair 4
Ya Allah
Semua jerih payahku
Dan semua hasratku di antara segala
Kesenangan-kesenangan
Di dunia ini, adalah untuk mengingat Engkau
Dan di akhirat nanti, diantara segala kesenangan
Adalah untuk berjumpa denganMu
Begitu halnya dengan diriku
Seperti yang telah Kau katakana
Kini, perbuatlah seperti yang Engkau Kehendaki


Aku mencintaiMu dengan dua cinta
Cinta karena diriku dan cinta karena diriMu
Cinta karena diriku, adalah keadaan senantiasa mengingatMu
Cinta karena diriMu, adalah keadaanMu mengungkapkan tabir
Hingga Engkau ku lihat
Baik untuk ini maupun untuk itu
Pujian bukanlah bagiku
BagiMu pujian untuk semua itu



Buah hatiku, hanya Engkau yang kukasihi
Beri ampunlah pembuat dosa yang datang kehadiratMu
Engkaulah harapanku, kebahagiaan dan kesenanganku
Hatiku telah enggan mencintai selain dari Engkau


Syair 7
Hatiku tenteram dan damai jika aku diam sendiri
Ketika Kekasih bersamaku
CintaNya padaku tak pernah terbagi
Dan dengan benda yang fana selalu mengujiku
Kapan dapat kurenungi keindahanNya
Dia akan menjadi mihrabku
Dan rahasiaNya menjadi kiblatku
Bila aku mati karena cinta, sebelum terpuaskan
Akan tersiksa dan lukalah aku di dunia ini
O, penawar jiwaku
Hatiku adalah santapan yang tersaji bagi mauMu
Barulah jiwaku pulih jika telah bersatu dengan Mu
O, sukacita dan nyawaku, semoga kekallah
Jiwaku, Kaulah sumber hidupku
Dan dariMu jua birahiku berasal
Dari semua benda fana di dunia ini
Dariku telah tercerah
Hasratku adalah bersatu denganMu
Melabuhkan rindu

 Tuhanku, tenggelamkan aku dalam cintaMu
Hingga tak ada satupun yang mengganguku dalam jumpaMu
Tuhanku, bintang gemintang berkelip-kelip
Manusia terlena dalam buai tidur lelap
Pintu pintu istana pun telah rapat
Tuhanku, demikian malam pun berlalau
Dan inilah siang datang menjelang
Aku menjadi resah gelisah
Apakah persembahan malamku, Engkau terima
Hingga aku berhak merengguk bahagis
Ataukah itu Kau tolak, hingga aku dihimpit duka,
Demi kemaha kuasaanMu
inilah yang akan selalau ku lakukan
Selama Kau beri aku kehidupan
Demi kemanusianMu,
Andai Kau usir aku dari pintuMu
Aku tak akan pergi berlalu
Karena cintaku padaMu sepenuh kalbu


Sendiri daku bersama Cintaku
Waktu rahasia yang lebih lembut dari udara petang
Lintas dan penglihatan batin
Melimpahkan karunia atas doaku
Memahkotaiku, hingga enyahlah yang lain, sirna
Antara takjub atas keindahan dan keagunganNya
Dalam semerbak tiada tara
Aku berdiri dalam asyik-masyuk yang bisu
Ku saksikan yang datang dan pergi dalam kalbu
Lihat, dalam wajahNya
Tercampur segenap pesona dan karunia
Seluruh keindahan menyatu
Dalam wajahNya yang sempurna
Lihat Dia, yang akan berkata
“Tiada Tuhan selain Dia, dan Dialah Yang maha Mulia.”


Rasa riangku, rinduku, lindunganku,
Teman, penolong dan tujuanku,
Kaulah karibku, dan rindu padaMu
Meneguhkan daku
Apa bukan padaMu aku ini merindu
O, nyawa dan sahabatku
Aku remuk di rongga bumi ini
Telah banyak karunia Kau berikan
Telah banyak..
Namun tak ku butuh pahala
Pemberian ataupun pertolongan
CintaMu semata meliput
Rindu dan bahagiaku
Ia mengalir di mata kalbuku yang dahaga
Adapun di sisiMu aku telah tiada
Kau bikin dada kerontang ini meluas hijau
Kau adalah rasa riangku
Kau tegak dalam diriku
Jika akku telah memenuhiMu
O, rindu hatiku, aku pun bahagia
blog ini berisikan bebagai artikel,seperti softwer,aplikasi komputer ,keutamaan,renungan,hadits,kutbah jumat,kata mutiara, cerama,
 KITA SEBAGAI ORANG YANG BERIMAN HARUS BERBAHAGIA

Umar bin Rosyid At Taimi kehilangan sesuatu dan dia merasa sedih, kemudian datanglah Sufyan bin Uyainah yg mengetahui keadaan Umar dan berkata :
" janganlah bersedih, ketahuilah bahwa jika itu adalah rizkimu maka akan kembali kepadamu ."
" Berbahagialah wahai Sufyan karena malaikat hamalatul 'arsy mendoakanmu ."
Umar : " malaikat hamalatul 'arsy mendoakanku ? "
Sufyan : " benar , Nabi Nuh alaihis salam juga mendoakanmu ."
Umar : " Nabi Nuh alaihis salaam mendoakanku ? "
Sufyan : " benar, Nabi Ibrahim alaihis salaam juga mendoakanmu ."
Umar : " Nabi Ibrahim alaihis salaam mendoakanku ? "
Sufyan : " benar, Nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam juga mendoakanmu ."
Umar : " Nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam mendoakanku ? "
Sufyan : " Benar ."
Sufyan : " apakah kau tdk mendengar firman Allah ta'ala :
(surat al mukmin ayat 7)
Sufyan : " apakah kau tdk mendengar firman Allah ta'ala :
(surat nuh ayat 28)
Sufyan : " apakah kau tdk mendengar firman Allah ta'ala :
(surat Ibrahim ayat 41)
Sufyan : " apakah kau tdk mendengar firman Allah ta'ala :
(surat Muhammad ayat 19)

kemudian Sufyan melanjutkan :
Umar : " dimana mereka mendoakanku ?"
الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا
" Malaikat-malaikat yang memikul `Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman "
Umar :" mana doanya Nabi Nuh alaihis salaam ? "
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
" Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan."
Umar : " mana doanya Nabi Ibrahim alaihis salaam ? "
رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ يَقُوْمُ الحِسَابَ
" Ya Tuhan Kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)".
Umar : " mana doanya Nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam ?" 
وَاسْتَغْفِرْ لِذَنبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
" mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi dosa orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan."
blog ini berisikan bebagai artikel,seperti softwer,aplikasi komputer ,keutamaan,renungan,hadits,kutbah jumat,kata mutiara, cerama,
 ROBI'AH BINTI ISMA'IL ASY-SYAMIYAH ULAMA SUFI WANITA

Sufi wanita yang satu ini adalah sufi wanita yang dapat di jadikan contoh oleh para muslimah tentang bagaimana menjadi seorang istri sholihah bagi suaminya. Ia pernah berkata kepada suaminya yang sedang diliputi perasaan duka dan sedih dengan perkataan yang menghibur, “Kalau yang kamu sedihkan berhubungan dengan urusan akhirat, sesungguhnya hal itu sangat menguntungkan bagimu, tetapi jika yang kau sedihkan berhubungan dengan urusan dunia, sama sekali aku tidak membebanimu dengan perkara yang berat”.

Tidak sampai disini teladan yang baik sebagai istri yang sholihah diperlihatkannya. Dalam kisah yang lain, di sebutkan bahwa Abu Husain Ahmad bin Abu Hawari mempunyai istri lain selain Rabi’ah binti Ismail As-Syamiyah. Suatu ketika Rabi’ah memasak makanan yang enak. Masakan itu di beri campuran aroma yang harum. Setelah masak dan menyantap makanan itu, Rabi’ah berkata pada suaminya: “Pergilah kamu ke istri yang lain dengan tenaga yang baru”.

Rabi’ah yang satu ini memang mirip dengan Rabi’ah al Adawiyah yang berdomisili di bashrah. Rabi’ah Asy Syamiyah ini setelah menunaikan shalat ‘Isya ia berdandan lengkap dengan busananya. Setelah itu baru mendekati tempat tidur suaminya. Ia tawarkan pada suaminya, “Apakah malam ini kamu membutuhkan kehadiranku atau tidak”.

Jika suaminya sedang berhasrat untuk menggaulinya, maka ia melayaninya hingga puas. Kalau malam itu suaminya sedang tidak berminat menggaulinya, maka ia menukar pakaian yang ia kenakan tadi dan berganti dengan pakaian lain yang digunakan untuk beribadah. Malam itu ia tenggelam di tempat shalatnya hingga subuh. Rabi’ah binti Isma’il Asy Syamiyah bersuamikan Ahmad bin Abu Huwari itu memang dikehendaki Rabi’ah sendiri. Ia pula yang pertama-tama melamar syeikh Ahmad supaya berkenan memperistri dirinya.

Kisahnya bermula dari kematian suami Rabi’ah binti Ismail Asy-Syamiyah yang meninggalkan harta warisan yang sangat besar. Ia kesulitan menafkahkan harta itu,mengingat ia seorang wanita yang terbatas gerakannya. Maka ia bermaksud melamar syeikh Ahmad, dengan tujuan agar dapat menasarufkan (menghibahkan) hartanya demi kepentingan Islam dan diberikan kepada orang orang yang membutuhkan. Yang demikian itu karena Rabi’ah binti Ismail memandang syeikh Ahmad sebagai orang yang dapat menjalankan amanat, sedang Rabi’ah sendiri seorang yang adil.

Cinta Dan Rasa Takut Robi’ah as Syamiyah

Ahmad bin Abu Hawari mengatakan bahwa istrinya adalah seorang wanita yang pikirannya saling mengalahkan antara dua hal. Terkadang dia tampak dipengaruhi oleh cinta sementara di suatu waktu dia dipengaruhi oleh ketakutan.

Ketika dia berada dalam pengaruh kasih sayang, dia akan bergumam sendiri :”Aku telah membuatmu tersangkut dalam hatiku dan berbicara sendiri dalam pergaulanku. Aku sendiri adalah untuk hidupku dan hati adalah tempat bagi teman yang sesungguhnya. “

Ketika dipengaruhi cinta, dia akan membacakan puisi cinta seperti :”Dia adalah teman yang tiada bandingannya, Kasih-Nya menempati seluruh hatiku. Teman yang membuka penglihatanku tetapi tidak pernah hilang dari hati dan pikiranku. “

Ketika dalam pengaruh ketakutan, dia akan berkata :”Aku memiliki ketentuan atas perjalananan yang kurang dari cukup. Haruskan aku mencoba lebih sedikit atau lebih banyak mengatur perjalanan. Akankah aku akan dibakar oleh api nerakaMu, manakah yang paling aku suka. Kemudian dimanakan akan aku letakkan rasa harap dan takut ?”.

Ahmad bercerita bahwa dia berkata pada istrinya : “Aku tidak pernah melihat orang yang berdoa yang seperti itu dan shalat tahajjud sepanjang malam".
”Kemuliaan hanya untuk Allah. Seseorang yang berkata sebagaimana kamu berbicara. Aku bangkit untuk beribadah diakhir malam ketika aku di panggil.“ Jawab Robi'ah as syamiyah.

Lebih lanjut, Ahmad berkata, “Suatu hari, aku akan makan pada saat melakukan ibadah ketika dia mulai menasehatiku. Aku berkata, “Biarkan aku makan terlebih dahulu. Dia berkata bahwa berbicara tentang akhirat seharusnya tidak mengganggu orang-orang seperti kita. Kemudian ia berkata bahwa setelah dia melihatku sebagai saudara bukan sebagai seorang suami, segera melayaniku secara khusus untuk mempersiapkan piring.
Dia pernah berkata bahwa ia dapat melihat jin dan bidadari.

Ketika mendapat lamaran dari Rabi’ah.

Syeikh Ahmad berkata, “Demi Allah, sesungguhnya aku tidak berminat lagi untuk menikah. Sebab aku ingin berkonsentrasi untuk beribadah”.
Rabi’ah menjawab, “Syeikh Ahmad, sesungguhnya konsentrasiku dalam beribadah adalah lebih tinggi dari pada kamu. Aku sendiri sudah memutuskan untuk tidak menikah lagi. Tetapi tujuanku menikah kali ini tidak lain adalah agar dapat menasarufkan harta kekayaan yang kumiliki kepada saudara-saudara yang muslim dan untuk kepentingan Islam sendiri. Akupun mengerti bahwa engkau itu orang yang shalih, tapi justru dengan begitu aku akan memperoleh keridhaan dari Allah”.

Syeikh Ahmad berkata, “Baiklah, tapi aku minta waktu, Aku hendak meminta izin dari Guruku”. Lalu syeikh Ahmad menghadap gurunya, yakni Syeikh Abu Sulaiman Ad Darani. Sebab gurunya itu dulu pernah melarang dirinya untuk menikah lagi. Katanya: “Setiap orang yang menikah, sedikit atau banyak pasti akan terjadi perubahan atas dirinya”. Tetapi setelah Abu Sulaiman mendapat penjelasan dari muridnya mengenai rencana Rabi’ah, ia berkata: “Kalau begitu nikahilah Ia. Karena perempuan itu seorang wali”.

Rabi’ah binti Ismail Asy-Syamiyyah adalah sufi wanita yang berjaga sepanjang malam untuk beribadah dan berpuasa pada siang harinya. Ketika ia mendengar panggilan untuk beribadah shalat, ia menyamakan panggilan itu dengan tiupan terompet malaikat Isrofil tanda kiamat besar terjadi. Bila cuaca sedang panas, maka ia menyamakannya dengan panasnya neraka.

Suaminya ibn Abi Al-Hawari termasuk sebagai suami yang pengertian. Dia memberitahukan padanya bahwa dia mencintainya sebagaimana ia mencintai saudara laki-lakinya. Ini bermakna bahwa dia tidak memerlukan kebutuhan yang bersifat fisik dari suaminya. Dia juga mengatakan bahwa seseorang yang tenggelam dalam beribadah, Allah akan membuka tabir kesalahannya sebelumnya dan ketika seseorang mengetahuinya maka ia tidak memiliki perhatian terhadap masalah yang lain.
Dia merasa heran bahwa ia dapat melihat jin dan bidadari yang seseorang tidak dapat melihatnya dalam keadaan normal.